Senin, 22 April 2019

Tragedi Selandia Baru dan Ketidakberdayaan Umat


Oleh: Lailatul Fitriyah, S.Pd.

Insiden teroris bersenjata terhadap muslim Christchurch Selandia Baru ketika sedang melakukan ibadah sholat jumat adalah tindakan yang menghancurkan hati setiap individu muslim yang mendengarnya.

Dikutip dari Tempo.co, sabtu (16/03/2019) Serangan ini menewaskan 49 orang jamaah di dua masjid di Kota Christchurch, yang sedang melaksanakan salat Jumat kemarin. 41 Orang korban tewas di masjid Al Noor dan 7 orang korban tewas di masjid Linwood. Sedangkan satu korban tewas di rumah sakit setempat.

Ada empat tersangka teror yang disinyalir berasal dari golongan ekstrem kanan kebangsaan Australia yang khawatir jika kaum muslimin mengganggu eksistensi mereka. Senada dengan hal tersebut Fraser Anning Senator Quesland mengeluarkan pernyataan yang dikutip oleh Republika.co, jum'at (15/03/2019) bahwa penyebab sebenarnya dari pertumpahan darah di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim untuk bermigrasi ke Selandia Baru. Pernyataan ini justru cenderung menyalahkan kam muslim, betapa dangkal meletakan kesalahan pada korban yang diserang oleh teroris, sungguh betapa besar kebencian ekstrimis barat baik itu di Selandia Baru, Australia atau belahan dunia lainnya kepada umat muslim.

Umat muslim di dunia hari ini seperti sedang terkapar, terombang ambing tak ada tempat untuk meminta pertolongan seolah dunia tak berpihak kepada mereka. Kali ini kengerian itu datang dari Selandia Baru kemarin kita melihat bagaimana kaum muslim di bantai dan dihinakan di Rohingya, Suria, Palestina, Uigur.

Tragedi teror di Selandia Baru semestinya tidak hanya mengetuk perasaan tetapi juga alam sadar kita sebagai umat yang dalam Al-Qur'an digelari sebagai khoiru ummah (umat terbaik) karena rasanya dulu dimasa pemerintahan islam tak pernah kaum muslim dibiarkan berlama lama dalam kenestapaan seperti sekarang ini, dulu kaum muslim memiliki Rasulullah yang kemudian setelah Rasul wafat digantikan oleh Kholifah-kholifah setelahnya, kholifah adalah pemimpin bagi kaum muslimin seluruh dunia yang melindungi tak hanya umat islam, kaum kafir pun merasakan bagaimana nyawa, kehormatan, harta, akal benar benar dijaga dan terlindungi.

Memantik kesadaran yang bermakna jika dulu kaum muslim punya tempat mengadukan segala kesulitannya, sebagaimana kholifah al-Mu’tasim Billah yang menyahut seruan seorang budak muslimah yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi, kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim billah dengan lafadz yang legendaris: waa mu'tashimaah!. Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Amoria dan melibas semua orang kafir yang ada di sana (30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 yang lain ditawan). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari istana khalifah hingga kota Amoria, karena besarnya pasukan. Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku ?"

Lain dulu lain sekarang, hari ini umat islam seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Segala kenestapaan berawal sejak institusi kepemimpinan islam dienyahkan dari muka bumi dan ketiadaannya berlangsung hingga detik ini. Umat islam diminta mengamini dan hidup dengan sistem yang bukan berasal dari islam kemudian secara bersamaan mencampakan sistem dari Allah yaitu syariat islam maka inilah pangkal dari segala kerusakan dan kenestapaan umat hari ini. Tak ada nilai tawar bahkan cenderung diremehkan, disudutkan.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Rum:41)

Maka tidak ada alternatif cara lain selain membangun kesadaran untuk kembali kepada aturan Allah, Aturan Allah yang membuat umat ini terhormat dan disegani sebagaimana sejarah kegemilangan islam dahulu bercerita, kemudian kesadaran itu harus pula disertai upaya penyadaran untuk bangkit mengembalikan kejayaan peradaban islam melalui dakwah. Dengan tegaknya peradaban islam maka pasti akan bermunculan para pemimpin yang benar benar memainkan perannya sebagai pelindung juga perisai bagi umat muslim sebagaimana kholifah Al Mu'tashim Billah. Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar