Minggu, 09 Maret 2014

PENGKERDILAN PERAN POLITIK PEMUDA DALAM SISTEM DEMOKRASI dan MULIANYA PEMUDA DALAM SISTEM KHILAFAH

Assalamualaykum wr.wb.

Saudariku kawan mahasiswa yang dirahmati Allah.    

        Menelisik kegelisahan yang dialami hampir seluruh masyarakat indonesia, tak terkecuali kita seorang mahasiswa. Tatkala mata kita memandang  fakta korupsi yang menggurita tak hanya di kalangan elit penguasa namun juga grassroot. Tatkala telinga kita mendengar bisingnya suara-suara janji perubahan tiap jelang pemilihan yang senantiasa berujung pada perih yang takbertepi. Rasanya Panca indra ini tak hentinya disuguhi beragam fenomena menyayat hati. Kerusakan generasi, diskriminasi, kriminalitas, pendidikan mahal, kesehatan tak terjangkau oleh kantong, kemiskinan, duuh betapa nyata carut marut permasalahan multidimensi.

       Padahal 69 tahun telah berlalu sejak digaungkannya suara “merdeka!!” dengan sistem demokrasi menjadi asas bernegara, dengan beragam bentuk format sistem demokrasi mewarnai prosesinya, mulai dari sistem Demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila dimasa orde baru dan demokrasi pancasila dimasa orde reformasi hingga sekarang. Namun kegelisahan terus saja mengusik mengapa beragam masalah tak henti mendera? Dapat dipastikan ada sesuatu yang salah! Kemungkinannya hanya dua Antara personnya atau sistem bernegaranya.


         Saudariku mahasiswi, cukuplah rakyat negeri ini dikorbankan menjadi tumbal hanya untuk memaksakan mengamini bahwa konsep pemerintahan demokrasi adalah satu-satunya system terbaik dunia. Demokrasi senantiasa disandingkan dengan jargon kesejahteraan rakyat. Padahal tidak ada hubungannya antara demokrasi dengan kesejahteraan rakyat buktinya negara singapura ataupun cina yang indeks demokrasinya lebih rendah dibandingkan negara indonesia justru memiliki tingkat kesejahteraan lebih tinggi dibanding indeonesia yang digadang sebagai negara paling demokratis. Bahkan system ini, sesungguhnya telah ditolak oleh pencetusnya sendiri, Plato dan Aristoteles menyatakan “demokrasi adalah pemerintahan yang menyimpang, karena terjadi pemanfaatan untuk beberapa orang saja”.

     Sungguh sangat berbahaya jika dikembangkan opini bahwa negeri ini adalah negeri yang gagal dalam berdemokrasi. Sehingga seolah yang harus diperbaiki adalah praktik demokrasinya atau person yang menjalankannya. Alias, tidak ada yang salah dalam konsep demokrasinya. Ini adalah opini yang menyesatkan. Faktanya justru negeri ini telah berhasil menerapkan demokrasi dalam wajah aslinya. Dan hasilnya adalah permasalahan multidimensi yang semakin parah dari hari ke hari. Karena apa yang menimpa umat ini bukan hanya disebabkan orang-orang yang tidak amanah, namun juga disebabkan oleh penerapan sistem demokrasi yang RUSAK dan MERUSAK. Suatu keniscayaan saat aturan diserahkan kepada tangan-tangan manusia yang sarat kepentingan.
#TinggalkanDEMOKRASI

     Perih yang takbertepi itu kini coba kembali ditambah sayatannya. Pemilu yang beberapa waktu lagi akan dilaksanakan diharapkan sebagai pintu masuk untuk wujudkan perbaikan, triliunan rupian digelontorkan untuk suksesi pesta demokrasi. Mahalnya konsep pemilu dalam sistem demokrasi membuat kolaborasi antara pemodal/cukong dan calon penguasa adalah suatu hal pasti, lihat bagaimana keberpihakan atas kebijakan pasca penguasa terpilih yang cenderung pro kepada pemodal dari pada rakyat. seperti UU penanaman modal, UU migas, UU TDL dll. Masihkah kita berharap pada sistem demokrasi?
    
Bagaimana peran politik pemuda dalam sistem demokrasi dan dalam sistem khilafah?
       Jumlah pemuda termasuk didalamnya mahasiswa mencapai 40% dari total pemilih. artinya sesungguhnya sangat besar pula  peran politik pemuda dalam mempengaruhi arus pergerakan perubahan di negeri ini. Namun sayangnya besarnya jumlah pemuda dalam sistem demokrasi dikerdilkan peranannya hanya sebatas pada “suara” saat jelang pemilihan semata. Pengusung demokrasi membumbung pemuda dengan berbagai argumentnya agar pemuda berperan dalam perubahan yaitu dengan ikut  PEMILU seolah tidak ada peran perubahan yang lain (sempit sekali). Suara komunitas pemuda yang besar menjadi sasaran berharga dalam demokrasi. Dengan mekanisme seperti itu, sejatinya demokrasi telah merampok peran politik pemuda, pemuda hanya dijadikan sasaran empuk dalam menjaring suara.  Ingatkah kau wahai mahasiswa ketika lantang suaramu menolak kenaikan BBM justru DPR yang notabene wakil rakyat tetap menaikannya! Tak cukupkah ini menjadi bukti? Bahwa suaramu hanya dibutuhkan saat jelang pemilu. Mempertahankan demokrasi hanya akan membuat luka semakin menganga dalam dan basah.
        Hal tersebut jelas berbeda dengan mekanisme dalam islam yang statusnya bukan hanya sebatas agama namun juga ideologi yang memancarkan seperangkat aturan kehidupan manusia dengan pesona yang begitu indahnya. Memecah keperihan takbertepi tatkala seperangkat aturannya diimplementasikan dalam sebuah institusi KHILAFAH. Dalam negara khilafah dengan didukung kondusifnya sistem ekonomi, pendidikan, sosial, pilitik, dll. Pemuda berperan secara hakiki dalam meninggikan peradaban. Berperan dalam banyak sektor secara riil, karena negara khilafah memang menyiapkannya secara baik. Pemuda menjadi panglima, menjadi peneliti, penemu  dan peletak dasar berbagai ilmu, pemuda  turut mengoreksi kebijakan penguasa yang salah arah. Pemuda juga turut membangun sistem social bermasyarakat yang baik, memiliki akhlaq yang luhur, dan tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kebaikan masyarakat.
     Khilafah dengan kesempurnaan aturannya akan mampu membentuk pemuda sebagai sosok dambaan umat, shaleh secara pribadi dan visioner memimpin peradaban dengan penguasaan ilmu dan teknologi. Sejarah telah membuktikkan bahwa Islam telah melahirkan sosok-sosok visioner, Mushab bin Umair ,Muadz bin Jabal, Muhammad Al Fatih, Imam Syafi'i. Demikian pula para intelektual muda yang membawa kekhilafahan melesat menjadi negara berperadaban maju Diantaranya : Al-Biruni (fisika, kedokteran);; Al-Khawarizmi (Algorism) padailmumatematika;; Al-Farazi, Al-Fargani, Al-Bitruji (astronomi) IbnuSina (Avicenna) yang dikenal dengan Bapak Ilmu Kedokteran Modern, dll. Sosok-sosok diatas merupakan bukti keberhasilan islam mulai dari masa Rasulullah hingga kekhilafahan ustmaniyah telah mencetak dan memberdayakn pemuda visioner dengan karya-karya besar untuk peradaban dunia hingga berpengaruh di masa modern ini.
     Pilihan kita kini adalah Tetap terperosok dengan tetap melanggengkkan system demokrasi atau melakukan perubahan revolusioner dengan system Khilafah untuk mewujudkan Indonesia lebih baik?

Bagaiman pemuda semestinya?
     Pemuda terus diarahkan untuk memikirkan kepentingannya sendiri, tidak peduli pada urusan orang lain sehingga menjadikan pemuda semakin pragmatis, apolitis dan individualis. Dan Mereka mengira, sistem demokrasi akan membawa mereka kepada kehidupan yang lebih baik, lebih sejahtera dan lebih modern. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Demokrasi yang katanya bisa menjadi ‘alat’ untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, pada faktanya adalah bohong. Yang terjadi, demokrasi justru menjadi alat oleh kelompok elit masyarakat, elit wakil   rakyat, elit parpol dan elit para pemilik modal untuk memperkaya diri mereka sendiri dengan merampok kekayaan rakyat dan yang lebih jahat lagi karena DEMOKRASI perampokkan itu menjadi LEGAL, SAH dan disetujui RAKYAT melalui kebijakan Undang-undang yang dibuat oleh wakil rakyat. Benar-benar PEMBODOHAN politik pemuda dan rakyat bangsa ini, Mari kita sudahi keterbiusan kita oleh ide demokrasi.
Saudariku mahasiswi, sesungguhnya demokrasi telah merampok hak politik kita para pemuda dan telah membajak potensi pemuda Indonesia. Jangan pertaruhkan masa depan kita dengan sistem rusak dan merusak ini. Tinggalkan demokrasi sekarang juga, dan mari berjuang menegakkan Khilafah, satu-satunya sistem yang terbukti menjamin hak politik pemuda dan melahirkan pemuda prestasi di segala bidang bahkan karyanya mampu menjadi pondasi peradaban modern.
     Wahai pemuda, negeri ini menanti kiprah perjuanganmu, membebaskannya dari belenggu DEMOKRASI yang demikian RUSAK. Negeri ini menanti uluran tangan para pemuda muslim untuk menjadi pejuangnya, menyelamtkannya dengan syariah-Nya yang sempurna yang diterapkan dalam institusi Khilafah Islam. Yang dengannya, gemah ripah loh jinawi negeri ini akan kita rasakan, penguasa taqwa dan menyayangi rakyatnya akan kita dapatkan, dan hak politik pemuda benar-benar terwujud secara nyata untuk melahirkan peradaban agung nan mulia. Saatnya, tinggalkan demokrasi, tegakkan khilafah! Allahu akbar! #IndonesiaMilikAllah #TerapkanHukumAllah wallahu a'lam - 

Saudarimu,
Bogor, 10 Maret 2014
pukul 12.05 siang
[fitri]

5 komentar:

  1. huhu, jadi kangen nulis jugaaa :'(

    Eh, layoutmu kok unyu sih? Ngrampok dmn? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. nulis lah. ditaksir deadline mulu ya. hehe...
      googling dit. cari background blogspot. banyak dah tuh keluar..

      Hapus
    2. Haha, tau aja.. Tiba-tiba jd most wanted :D
      Yup, nih mw mulai lagi..

      Sip,sip.. :)

      Hapus
    3. efek abis baca tuliusanmu dit. haha mungkin kamu terlalu mempesona bagi Deadline.

      Hapus