Kamis, 13 Maret 2014

Disudut Serambi Masjid


view samping masjid raya bogor, dok foto 23 Agustus 2012 yg lalu. 
           Disudut serambi masjid terbesar kota bogor coba kutoreh pena rangkai kalimat sederhana, iya rumah Allah memang selalu memberikan kenyamanan bagi muslim bagi mukmin bagi mukhlisin. Disini sejenak merehatkan raga setelah berpeluh putari kota hujan dengan bumbu polusi dan kebisingan kota. Disini, disudut serambi masjid sembari tunggu hujan yang lumayan lebat mengguyur diluar sana. Entah mengapa hari ini terasa syahdu sekali. Udara tersa sejuuuk menyelimuti, hhmmm alhamdulillah ya Allah setidaknya gambaran surga menjadi sedikit terfisualisasi dapat dirasa oleh kulit, meski hanya sebatas  gambaran kesejukannya. J *senyumrindu


Alunan suara al-quran yang dibaca salah seorang saudari muslimah pengunjung masjid begitu syahdu terdengar, kecenderungannya kepada islam membuatku kagum padanya, terus menatapinya ingin hati menyapa namun pena ditangan rasanya ingin selalu melekat dengan jemari dan buku agendaku tak tega beranjak meninggalkannya hehe #alasan. Sedikit berbagi tentang pengalaman yang sering mengajariku, ini tentang interaksi dengan orang-orang yang mencintai Allah yang pasti hasilkan inspirasi dan energi positif. Untuk saudariku saran saya perbanyaklah interaksi dengan orang-orang yang kau kenal taqwa itu (sesama muslimah), jika bukan karena ketauladannya pasti kata-katanya yang akan mencabik cabik perasaan juga pikiranmu, begitulah. dan suasana sore hari ini terasa semakin manis dengan iringan instrumen yang kuputar lirih dari telepon genggamku. Happ!!

Pergantian waktu dalam hari yang Allah atur sedemikian rupa itu miliki istimewanya sendiri-sendiri ya. Ketika Pagi hari yang terpikir adalah semangat baru, siang hari mengartikan perjuangan setegar matahari. SoreNYA bak kelembutan tiada tara seperti embun yang sejuk dan menenangkan. malamNYA mengartikan kesetiaan dan pengorbanan tatkala seorang hamba mampu menaklukan malam dan kantuknya demi bersujut sungkur dihadap pencipta. #duuhnikmat.

Sejenak bertanya, mengapa ya manusia begitu peritungan dengan waktu. Peritungan jika itu untuk Allah. Dan begitu loyal ketika itu untuk urusan dirinya. Bukankah waktu itu nikmat dari Allah. Kalo mau bicara soal maslahat tentunya tak akan ada kemanfaatan sedikitpun disisi Allah meskipun seluruh modal waktu manusia didedikasikan untukNYA, yaa semata-mata waktu yang kita investasikan pada ketaatan saat ini toh akan kembali kepada kita sendiri secara bulat-bulat bahkan berlipatan gandanya. Logikanya bagitu, selayaknya dikejar dan diupayakan yuk. Menajdikan waktu sebagai modal yang semestinya diarahkan untuk terus berputar pada lingkaran syariat Allah ya. Ampuni ya Allah jika kami masih saja enggan mengalokasikan modal yang kau beri ini untuk menyenangkan-MU....

Saudariku, ada sebuah analogi tentang kisah seorang pekerja bangunan dan bos. Kala itu sang bos memerintahkan pekerja bangunan untuk membuatkannya rumah. Sang bos hanya memerintahkan pekerja bangunan untuk “buatkan rumah”. Dan Sang pekerja bangunan menerima tawaran itu. Hari hari berlalu tukang bangunan galau rumah macam apa yang ingin dibuatnya (rumah gubuk, rumah mewah, atau....). hmm akhirnya dibuatlah rumah gubuk, karena menurutnya membuat rumah gubuk lebih mudah, tidak membutuhkan waktu yang lama, dan bermacam-macam pertimbangan lainnya yang dia munculkan. Tatkala waktunya tiba datanglah bos dan pekerja bangunanpun bergegas menemuinya untuk melaporkan bahwa pekerjaanya telah usai. Kemudia sang tukang bangunan menyerahkan kunci  kepada bos. Betapa terperanganya tukang bangunan tatkala bos berkata “kunci dan rumah yang kau buat ini kuserahkan untukmu”. Yang ada di pikiran tukang bangunan adalah “seandainya aku bisa sedikit bersabar untuk membuat rumah yang mewah sesuai dengan apa yang kuimpikan”.

Apa yang bisa kita petik dari cerita diatas?. Bedanya kita dengan tukang bangunan adalah kita tlah mengetahui bahwa apa yang kita upayakan kini adalah semata-mata untuk diri kita sendiri, sedangkan tukang bangunan tidak demikian. Oleh karenanya pertimbangan apa lagi yang akan terus kita munculkan untuk tidak membuat bangunan rumah yang sebagus bagusnya, taat kepada Allah secara kaffah dengan modal waktu ini dear?

Semoga bermanfaat.
Saudarimu, 
Masjid raya bogor, 13 Maret 2014
[fitri]
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar