Disudut serambi masjid
terbesar kota bogor coba kutoreh pena rangkai kalimat sederhana, iya rumah
Allah memang selalu memberikan kenyamanan bagi muslim bagi mukmin bagi
mukhlisin. Disini sejenak merehatkan raga setelah berpeluh putari kota hujan
dengan bumbu polusi dan kebisingan kota. Disini, disudut serambi masjid sembari
tunggu hujan yang lumayan lebat mengguyur diluar sana. Entah mengapa hari ini
terasa syahdu sekali. Udara tersa sejuuuk menyelimuti, hhmmm alhamdulillah ya
Allah setidaknya gambaran surga menjadi sedikit terfisualisasi dapat dirasa
oleh kulit, meski hanya sebatas gambaran
kesejukannya. J *senyumrindu
Alunan suara al-quran
yang dibaca salah seorang saudari muslimah pengunjung masjid begitu syahdu
terdengar, kecenderungannya kepada islam membuatku kagum padanya, terus menatapinya
ingin hati menyapa namun pena ditangan rasanya ingin selalu melekat dengan
jemari dan buku agendaku tak tega beranjak meninggalkannya hehe #alasan. Sedikit
berbagi tentang pengalaman yang sering mengajariku, ini tentang interaksi
dengan orang-orang yang mencintai Allah yang pasti hasilkan inspirasi dan energi
positif. Untuk saudariku saran saya perbanyaklah interaksi dengan orang-orang
yang kau kenal taqwa itu (sesama muslimah), jika bukan karena ketauladannya pasti
kata-katanya yang akan mencabik cabik perasaan juga pikiranmu, begitulah. dan suasana
sore hari ini terasa semakin manis dengan iringan instrumen yang kuputar lirih
dari telepon genggamku. Happ!!
Pergantian waktu dalam
hari yang Allah atur sedemikian rupa itu miliki istimewanya sendiri-sendiri ya.
Ketika Pagi hari yang terpikir adalah semangat baru, siang hari mengartikan
perjuangan setegar matahari. SoreNYA bak kelembutan tiada tara seperti embun
yang sejuk dan menenangkan. malamNYA mengartikan kesetiaan dan pengorbanan tatkala
seorang hamba mampu menaklukan malam dan kantuknya demi bersujut sungkur
dihadap pencipta. #duuhnikmat.
Sejenak bertanya, mengapa
ya manusia begitu peritungan dengan waktu. Peritungan jika itu untuk Allah. Dan
begitu loyal ketika itu untuk urusan dirinya. Bukankah waktu itu nikmat dari
Allah. Kalo mau bicara soal maslahat tentunya tak akan ada kemanfaatan
sedikitpun disisi Allah meskipun seluruh modal waktu manusia didedikasikan untukNYA,
yaa semata-mata waktu yang kita investasikan pada ketaatan saat ini toh akan
kembali kepada kita sendiri secara bulat-bulat bahkan berlipatan gandanya. Logikanya
bagitu, selayaknya dikejar dan diupayakan yuk. Menajdikan waktu sebagai modal
yang semestinya diarahkan untuk terus berputar pada lingkaran syariat Allah ya.
Ampuni ya Allah jika kami masih saja enggan mengalokasikan modal yang kau beri
ini untuk menyenangkan-MU....
Saudariku, ada sebuah
analogi tentang kisah seorang pekerja bangunan dan bos. Kala itu sang bos
memerintahkan pekerja bangunan untuk membuatkannya rumah. Sang bos hanya
memerintahkan pekerja bangunan untuk “buatkan rumah”. Dan Sang pekerja bangunan
menerima tawaran itu. Hari hari berlalu tukang bangunan galau rumah macam apa
yang ingin dibuatnya (rumah gubuk, rumah mewah, atau....). hmm akhirnya
dibuatlah rumah gubuk, karena menurutnya membuat rumah gubuk lebih mudah, tidak
membutuhkan waktu yang lama, dan bermacam-macam pertimbangan lainnya yang dia
munculkan. Tatkala waktunya tiba datanglah bos dan pekerja bangunanpun bergegas
menemuinya untuk melaporkan bahwa pekerjaanya telah usai. Kemudia sang tukang
bangunan menyerahkan kunci kepada bos. Betapa
terperanganya tukang bangunan tatkala bos berkata “kunci dan rumah yang kau
buat ini kuserahkan untukmu”. Yang ada di pikiran tukang bangunan adalah “seandainya
aku bisa sedikit bersabar untuk membuat rumah yang mewah sesuai dengan apa yang
kuimpikan”.
Apa yang bisa kita petik
dari cerita diatas?. Bedanya kita dengan tukang bangunan adalah kita tlah
mengetahui bahwa apa yang kita upayakan kini adalah semata-mata untuk diri kita
sendiri, sedangkan tukang bangunan tidak demikian. Oleh karenanya pertimbangan
apa lagi yang akan terus kita munculkan untuk tidak membuat bangunan rumah yang
sebagus bagusnya, taat kepada Allah secara kaffah dengan modal waktu ini dear?
Semoga bermanfaat.
Saudarimu,
Masjid raya bogor, 13 Maret 2014
[fitri]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar