Jumat, 11 Oktober 2013

Detik Detik menjelang wafatnya Rasulallah SAW


Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar benar cinta yang di contohkan Allah melalui kehidupan RosulNYA
Pagi itu walaupun langit-langit mulai meenguning, burung2 gurun enggan mengepakan sayap.
Pagi itu , Rasulallah dengan suara terbatas memberikan khutbah.
“wahai umatku.....
Kita  semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihnya maka taati dan bertakwalah kepadaNYA,
Kuwariskan dua perkara kepada kalian Al Quran dan sunahku “
“barang siapa mencintai sunahku  berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersama-sama aku “
Khutbah singkat itu di akhiri dengan pandangan mata Rasulallah yang tenang   dan penuh minar menatap sahabatnya satu per satu ....
Abu bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya,
 Usman  menghela nafas panjang, Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang saatnya telah tiba..
“Rasulallah akan meninggalkan kita semua “
Keluh hati semua  sahabat kala itu, manusia tercinta itu, telah selesai menunaikan tugasnya di dunia,
Tanda2 itu semakin kuat , Ali dan fadhal dengan cergas menangkap Rasulallah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar , di saat itu kalau mampu para sahabat yang hadir akan menahan detik detik  berlalu .
Matahari kian meninggi namun pintu rumah Rasulallah masih tertutup.
Sedang di dalamnya , Rasulallah sedang berbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurNya
Tiba2 dari luar terdengar  suara yang berseru mengucapkan salam
“bolehkah saya masuk ?” tanyanya
Tetapi fatimah tidak mengizinkannya masuk “ maflah ayahku sedang demam .”
Kemudian ia menemui ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada fatimah .
“siapa ia wahai anakku? “
“tak tahulah ayahku , orang sepertinya baru pertama kali ini aku melihatnya” tutur fatimah lembut.
Lalu Rosul menatap putrinya itu dengan tatapan yang menggentarkan, seolah-olah bahagian2 wajah dari anaknya itu hendak di kenang .

“ketahuilah Dialah yang menghapuskan kenikmatan yang sementara, Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikat maut “ kata Rasulallah.
Fatimah pun menahan tangisnya,
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasul bertanya mengapa jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian pdipanggilah jubril yang sebelumnya sudah siap diatas langit menyambut Ruuh kekasih Allah dan penghulu dunia ini .
“jibril jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah ? tanya Rasulallah dengan amat lemah.
“ pintu2 langit telah terbuka , para malaikat telah menanti ruhmu, semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu . “ kata jibril
Tapi itu tidak membuat Rasulallah lega. Matanya masih penuh kecemasan.
“engkau tidak senang mendengar kabar ini ?” tanya jibril lagi.
“kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak ?”
“jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku perna mendengar Allah berfirman kepadaku : Kuharamkan neraka bagi siapa saja , kecuali Umat Muhammad telah berada di dalamnya “ kata jibril
Detik detik semakin dekat saatnya izrail melaksanakan tugas
Perlahan ruh Rasulallah ditarik , nampak seluruh tubuh Rasulallah bersimbah peluh , urat2 lehernya menegang,
“jibril betapa sakit sakaratul maut ini “ perlahan Rasulallah mengadu.
Fatimah terpejam , ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan jibril memalingkan muka ,
“kenapa kau palingkan mukamu jibril ?” tanya Rasulallah kepada malaikat pengantar wahyu itu .
“siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah di renggut ajal.” Kata jibril
Sebentar kemudian terdengan Rasulallah memekik , karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
“ ya Allah dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku .”
Badan Rasulallah mulai dingin kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya  “ uashiikum bis sholati. Wa ma malakat  aimanuku. Peliharalah sholat dan peliharalah orang-oramg yang lemah diantaramu”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersautan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan diwajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulallah yang mulai kebiruan.
“Ummati..... Ummati......Ummati.........”
Dan berakhirlah hidup manusia yang memberi sinaran itu.
Allahumma sholli’ala Muhammad , wa baarik wa salim’alaih..
Betapa cintanya Rasulallah kepada kita T.T
Kami juga mencintaimu ya Rasulallah
Dan cinta itu.........
AKAN KAMI BUKTIKAN ^,^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar