Senin, 07 Oktober 2013

Mewujudkan Generasi Pemimpin

“Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmidzi)
Salam mahasiswa...!!
Kita semua pasti memahami peran aktivis mahasiswa sebagai generasi perubah bangsa yang dikepalanya selalu dipenuhi spirit dan ide ide perubahan, berangkat dari sana maka sudah sewajarnya jika aktivis mahasiswa ikut urun rembuk memberikan gagasannya atau sekeder memfikirkan kondisi bangsanya. Jika kita menghitung umur Indonesia ternyata negeri ini sudah cukup untuk dikatakan tua, terhitung sejak digaungkannya kemerdekaan pada tahun 1945 hingga saat ini. Dalam perjalananya negeri inipun ternyata sudah berkali kali mengganti wajah pemimpin baik dijajaran pemerintahan pusat maupun Daerah. para pemimpin kita seringkali menebar janji janji perubahan setiap menjelang pemilu (pemilihan umum) namun sayangnya saat mereka terpilih mendadak pikun. Mari luaskan pandangan seluas mata memandang, apakah sejak kemerdekaan lalu hingga saat ini ada indikasi yang mengarah pada perubahan? saya katakan yang terjadi justru sebaliknya.

Menurut data Political & Economic Risk Consultancy (PERC) ternyata indonesia menduduki peringkat nomor wahid sebagai negara terkorup seasia pasifik. Ketua Mahkama Konstitusi, Mahfud MD dalam diskusi “akar2 mafia peradilan indonesia(18 feb 2012)” menyatakan bahwa “hampir semua pejabat itu korupsi”. Mengerikan ya kawan...?! belum lagi kasus perzinahan yang juga pernah dilakukan oleh beberapa kalangan pemimpin kita, tidak kalah menyedihkan atas nama investasi “pemimpin” juga juara dlam hal menyerahkan SDA yang notabene milik rakyat kepada asing, sepeti tambang emas di papua yang kepemilikannya sepenuhnya dikuasai oleh PT Freeport perusahaan Amerika, blok cepu, blok mahakam, blok natuna (tambang minyak) blok blok ini pun sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan asing dan parahnya semua itu justru dilindungi oleh Undang-Undang Kepemilikan /UU Investasi asing, sama sama kita ketahui siapa yang merancang dan mengesahkan UU tersebut. Jadi nyata terlihat untuk siapa sebenarnya UU ini dibuat? Dan perlu kawan kawan ketahui tidak sedikit ternyata UU yang setipe dengan UU diatas. Pertanyaannya adalah apakah model pemimpin seperti ini yang kita harapkan? Jelas tidak kan kawan? Ya, pasti tidak.

Saya yakin kita semua pasti merasaakan hal yang sama, yaitu merindukan sosok pemimpin yang bertanggung jawab tulus mengurusi urusan rakyatnya, yang mau mendengarkan setiap aspirasi kita, yang rela berlapar-lapar asalkan rakyatnya kenyang. Kita semua juga pasti ingin memiliki pemimpin yang amanah, yang adil (standar adil: terpenuhinya kebutuhan seluru rakyat akan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan) yang semua itu dilakukan semata-mata karena Allah bukan sebatas politik pencitraan atau karna sering diberitakan.

Gambaran pemimpin diatas ternyata dulu banyak bertebaran dimasa kehilafahan islam, sebut saja Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Afan, Muhammad Al Fatih, Harun Arrasyid, dalam kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz bahkan sampai kebingungan mencari rakyat yang mau menerima zakat saking meratanya kesejahteraan kala itu, fakta yang takkalah mencengangkan selama 1300 tahun institusi khilafah berdiri ternyata hanya ditemukan kurang dari 100 kasus kriminalitas, subhanallah luar biasa.

Dari uraian diatas seharusnya pertanyaan menggelitik muncul dibenak kawan kawan, mengapa pemimpin dahulu bisa seperti itu sedangkan sekarang seperti ini? Jawabannya tidak terlepas karena dulu diterapkannya sistem hidup yang berlandaskan pada islam, sistem yang peradilannya memeberikan efek jera, sistem yang ekonominya mensejahterakan, sistem yang pemerintahannya menebar keadilan, dalam sistem islam individu individu yang ada didalamnya didorong untuk menjadi manusia yang bertaqwa, jelas ini adalah susana yang kondusif guna menciptakan generasi berkualitas dan amanah, sistem islam juga Mendorong setiap muslim untuk menjadi pemimpin, minimal memimpin diri sendiri dengan selalu memecahkan setiap persoalan dalam kehidupannya sesuai dengan aturan Islam. Inilah yang menjadi dasar terbentuknya jiwa kepemimpinan.

 Jadi saat ini mengapa kita sulit menemukan sosok pemimpin yang amanah, jelaslah itu semua disebabkan karena landasan/sistem hidup yang diadopsi saat ini bukanlah islam melainkan kapitalisme yang menjadikan sekulerisme(pemisahan agama dari kehidupan) sebagai asasnya, Merusak generasi dengan paham kebebasannya (pergaulan bebas) gaya hidup yang fun/senang2 saja (music, fashion, materi, ketenaran, dll) dalam sistem kapitalis individunyapun dididik untuk menjadi manusia yang apatis (tidak peduli/masa bodo) jauh dari sifat kemandirian lebih Pede kalo membebek kepada asing. Ini yang menyebabkan kemampuan kepemimpinan menjadi lemah .

 Sudah tidak ada cara lagi selain berjuang mengembalikan kehidupan islam guna mencetak generasi pemimpin yang beriptek dan berimtak, Maka seruan kepada para aktivis mahasiswa mari satukan langkah bahu membahu mewujudkan peradaban gemilang dalam naungan sistem islam, sistem yang berasal dari pencipta yang maha sempurna pengaturannya. Terahir saya ingin bertanya kepada kawan aktivis mahasiswa. Apakah anda yakin bahwa saat ini anda hidup dan bernafas? Sungguh Keyakinan itu pula yang seharusnya ada saat saya tanya apakah anda yakin bahwa aturan Allah (islam) itu mampu memecahkan segala permasalahan dan mewujudkan kesejahteraan? wallahu ‘alam [fitri]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar