Selasa, 18 Februari 2014

islam akan segera tegak

Tak selamanya mendung itu pertanda turun hujan
ketika mentari menyibak awan hitam yang cahayanya mengubah gelap menjadi benderang
bahwa Allah yang menggenggam nyawa ini hanya kepadaNYA lah harapan atas pertolongan dicurahkan
logika dan akal fikir mmng sudah selayaknya ditundukan setunduk tunduknya atas Syariat
ketika Allah memberikan kabar gembira atas kebangkitan islam dan tegaknya kembali kehilafahan yang ke 2
bukan lagi benar atau tidak yang diperdebatkan
justru atas konsekwensi iman yg mmbuncah energi selayaknya difokuskan pada konstribusi apa yang dapat sya curahkan untuk menyongsong dan mewujudkan kabar gembira itu? 
bukan pula justru meremehkan dan menganggap aneh orng2 yang berjuang atasnya
saudariku yg baik hatinya ingin rasanya menggenggam tangan tanganmu
merangkulmu dengan cinta dan membisikan islam segera tegak :)
#fitri

puisi untuk sahabat


 
setiap masa memiliki karakternya.
keniscayaan sebuah persahabatan karena terbina oleh karakter yang saling mengokohkan
jika ukhuwah ini mulai kau rasakan kering tandus maka basahilah dengan ingatan saat-saat kebersamaan itu 
agar kau kembali tersenyum dan menguatkan simpul ukuwah dihatimu
bukankah persahabatan itu ibarat mata dan tangan 
ketika sang mata menangis maka sang tangan yang membasuh air matanya
persahabatan ibarat malam dan bulan ketika sang malam gelap gulita maka sang bulan hadir meneranginya
tiadalah masa bagi kita untuk lemah ketika Allah selalu ada dengan kuasaNYA
berjuang bersama dengan cairnya suasana adalah kenikmatan yang pasti kan kita rindukan dimasa masa yang mendatang
maafkanlah diri ini yang belum mampu selalu menampakan wajah berseri ketika didepanmu
maafkanlah diri ini yang terlalu bodoh untuk selalu mampu memahamimu
semoga kebaikan tak berujung selalu menyertaimu sahabatku.  

Guru Kehidupan Yang Dengan Ikhlas Membelajarkan Ilmunya

Semua berawal pada 2009 yang lalu, sosok anggun dengan binar mata yang memancarkan ketulusan, betapa kata-katanya begitu mempesona tak jarang membelalakan mata!. “oh begitu ya!”, “ko bisa sih?!”, “nah trus gimana?” beragam tanya menggelayut dipikiran menuntut untuk dipuaskan, bermacam tanyapun terus kuajukan padanya, meski sesekali perasaan yang kukedepankan, mencari celah bagaimana mematahkan pendapatnya berharap pembenaran atas cara pandangku mengenai sesuatu. Namun begitulah dia dengan sabarnya menjelaskan satu demi satu apa-apa yang memang telah ia pahamii untuk mencerahkan akalku tanpa mampu aku berkutik dibuatnya. karena memang sejatinya islam adalah satu-satunya agama yang memerintahkan manusia beriman dengan berpikir, supaya manusia memiliki keyakinan penuh tanpa ragu.